Tokoh-tokoh
1.
Mbok
Sum ( Ibu Joko Kendil ) à Ekfi
2.
Joko
Kendil à Amrullah
3.
Joko
P.Gede à Rijal
4.
Mbok
Noni ( Ibu Joko P.Gede )à Patricia
5.
Ibu
Linda ( Ibu Bupati ) à Halimatus
6.
Hesti
( Anak bupati ke-3 ) à Yola
7.
Lena
( Anak bupati ke-2 ) à Krisda
8.
Tina
( Anak bupati ke-1 ) à Nanda
9.
Ajudan
Bupati à Herliyanti
1.
Pembawa
Acara Syaimbara à Ersa M.Y
1.
Bu
Timah (Warga Desa) à Desi
2.
Bu
Mila (Warga Desa) à Rina
3.
Narator
: Ica
. . Sutradara : Melin
Jaka
Kendil Mencari Cinta
Alkisah di sebuah perumahan Kentrung
hiduplah seorang janda dan putranya bernama “Tom Cruise”. Sampai usia ¼ abad
Tom Cruise belum juga menikah. Bukannya “tidak laku” tetapi tidak ada yang mau,
karena Tom Cruise terkenal akan keburukan rupanya, sehingga dinobatkan menjadi
laki-laki terjelek se desa Kentrung karena itu orang menjulukinya dengan
panggilan Joko Kendil.
Babak I
(kicauan burung)
Joko Kendil : (jalan sambil membawa sangkar burung kesayangannya)
Mbok : (menyapu sambil berdendang lagu Jawa)
Joko Kendil : “kapan aku menikah? Bisa merasakan surga dunia… hihihi… (tertawa) ah…indahnya”.
Mbok : “Ada pa tho, Le? Dari tadi kok ngomong sendiri kayak orang gila…”
Joko Kendil : (menggerutu)
Mbok : Le cah bagus, dari pada melamun kayak gini… mending cari kayu sana..!! stok e udah habis.”
Joko Kendil : (diam saja sambil melamun)
Mbok : “oalah Le…Le... nglamun terus ae… disuruh dari tadi diam saja. Mbok kalau disuruh tu cepet cegk,cegk.. biar si mbok gak bingung. (kesal)
Joko Kendil : (malah tambah melamun dan menyanyi)
Joko Kendil : “Ada pa to mbok? Dari tadi tarik-tarik baju kayak orang lagi narik ember disumur, ganggu orang saja.” (kecewa)
Mbok : “Ya Allah gusti… (kecewa) Baru nyambung sekarang! Kayu dibelakang itu lo dah habis semua. Cepetan kamu cari kayu sana jangan kerjanya cuma melamun……Orang kok ga kreatif.”
Joko Kendil : (ngrayu dan sedikit manja) “mbok…mbok… kapan yaa aku punya Istri? Yang bisa mijitin aku, bantuin si mbok. Mbok, aku pengen Kawin, ya mbok?! Hihihi…”
Joko Kendil : “Tapi dasar nasib, aku sudah berusaha ikut kontak jodoh, kata-kan cinta, sampe ikut pemilihan cover boy, tapi. . .ah mbok tau sendiri sapa juga yang mau sama aku. Duh gusti, apa salahku ini?”
Mbok : “Sudahlah sabar dulu to le……nanti kalo sudah waktunya kamu Pasti menikah. Tuhan itu maha adil.”
Joko Kendil : “Ya, tapi sampai kapan? Sampai kiamat!”
Mbok : “Ya sabar, sabar itu disayang Tuhan. Sudah cepet sana berang-kat nanti keburu siang!”
Joko Kendil : “Ya, mbok aku tak berangkat dulu.”
Mbok : “he eh hati-hati dijalan (berjalan keluar panggung).”
Joko Kendil : “Ku lari ke hutan, kemudian teriakku huaaaaahhhhh…!!!!!!!! Ka……… yu………!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!”
Keesokan harinya semua warga berkumpul di taman kota.
Musik kalau bulan bisa ngomong
Mbok : (lari, sambil menarik-narik Jaka Kendil)
Joko Kendil : (kesal)
Mbok : “Ayo,cepat!”
Joko Kendil : “Ada apa to mbok aku kok ditarik-tarik kayak sapi e…”
Mbok : “Ada woro-woro.”
Joko Kendil : “Woro-woro, mbok?”
Warga desa berbondong-bondong datang ke balai kota.
Ajudan Bupati : (sambil memukul kentongan) tok… tok… tok…
Mbok : Ada apa, ada pengumuman penting. Apa Bupati cari mantu? Walah Ya tha……”
Ajudan Bupati : “Bapak ibu paklek bulik mbah kung mbah uti adik kakak. Woro-
woro bagi jejaka-jejaka yang masih single ada kabar gembira buat kalian. Bupati cari mantu untuk seekor putrinya, eh salah seorang putri sulungnya. Dengan syarat sebagai berikut :
Jejaka tulen
pejantan tangguh
usia belum mencapai ½ abad
berdomisili didesa Kentrung
membayar pendaftaran sebesar 5……rupiah
pendaftaran terakhir ½ jam lagi”.
Mbok : “Ayo daftar,Le…” (sambil menarik-narik Jaka Kendil)
(mbok dan Cantrik keluar panggung)
Mbok noni : “Eh Jo (menghardik) kamu juga ikut sayembara ini gak?
Jaka Kendil : (takut) “ya mbok emangnya kenapa?”
Joko P. Gede : “ha… ha… kamu… ikut…gak salah? Nyalimu gede juga!”
Joko Kendil : “Lho bukannya semua boleh ikut? Apa aku salah?”
Mbok noni & Joko P. Gede : “Ya salah…”
Mbok noni. : “Tau gak, sayembara ini berlaku untuk yang mempunyai wajah gan- teng dan kaya kayak anakku gitu lho…”
Joko P. Gede : “Wajah kayak kamu belum ikut audisi sudah dieliminasi ha…ha…”
Joko Kendil : “Tapi…tapi aku khan gak ganggu kalian kok. Bagaimana? Kalau kita bersaing secara sehat! Mau nggak?”
Joko P. Gede : “He he sapa takut.”
Hari yang dinanti pun tiba.
(ditaman kota)
Bupati : (mondar-mandir) “ajudanku apa semua sudah siap?”
Ajudan Bupati : “siap buk, tinggal teng aja.”
Bupati : “Bagus… bagus… memang kamu sudah bisa diandalkan. Aku nggak mau kalo sampe nanti gatot. Gagal total. Putriku apa kalian udah oche?”
Lena : “Wah…!!!! Udah gak sabar ni, mom!”
Tina : “Cepetan dimulai dong, mom!”
Hesti : “Kira-kira cowok yang jadi pendampingku kayak apa ya? Aku pingin yang tinggi, putih (senyum-senyum). Pokoke jelek-jelek gak papaya… seukuran Brad Pitt gitu,dech…”
Lena: “dah nggak sabar, nih gimana ya calon calon pendamping hidup adik aku!”
Tina : “Ayo dong,mi… Cepet dimulai. Aku juga udah gak sabar pengen liat calon cowonya!”
Bupati : “Ayo ajudan cepetan dimulai.”
Ajudan : “Tenk… tenk… 1…2…3… mulai.”
Akhirnya sayembara pun dimulai.
Pembawa acara : “Kita tampilnya peserta dari kota dingin Kentrung, ia adalah putra
dari Pak Lurah Kentrung. Dia mempunyai kebun seluas 4 hektar.
Inilah Joko Pamungkas Gede…”
Joko P Gede : (bergaya diatas panggung)
Cantrik : “Dan ini peserta selanjutnya. Dia tidak kalah dengan lainnya, dia Memiliki wajah terjelek se desa Kentrung kita sambut Joko Kendil.
Bu Mila : “Huuuuuuhuuuuuuhuuuu………”
Babak I
(kicauan burung)
Joko Kendil : (jalan sambil membawa sangkar burung kesayangannya)
Mbok : (menyapu sambil berdendang lagu Jawa)
Joko Kendil : “kapan aku menikah? Bisa merasakan surga dunia… hihihi… (tertawa) ah…indahnya”.
Mbok : “Ada pa tho, Le? Dari tadi kok ngomong sendiri kayak orang gila…”
Joko Kendil : (menggerutu)
Mbok : Le cah bagus, dari pada melamun kayak gini… mending cari kayu sana..!! stok e udah habis.”
Joko Kendil : (diam saja sambil melamun)
Mbok : “oalah Le…Le... nglamun terus ae… disuruh dari tadi diam saja. Mbok kalau disuruh tu cepet cegk,cegk.. biar si mbok gak bingung. (kesal)
Joko Kendil : (malah tambah melamun dan menyanyi)
Joko Kendil : “Ada pa to mbok? Dari tadi tarik-tarik baju kayak orang lagi narik ember disumur, ganggu orang saja.” (kecewa)
Mbok : “Ya Allah gusti… (kecewa) Baru nyambung sekarang! Kayu dibelakang itu lo dah habis semua. Cepetan kamu cari kayu sana jangan kerjanya cuma melamun……Orang kok ga kreatif.”
Joko Kendil : (ngrayu dan sedikit manja) “mbok…mbok… kapan yaa aku punya Istri? Yang bisa mijitin aku, bantuin si mbok. Mbok, aku pengen Kawin, ya mbok?! Hihihi…”
Joko Kendil : “Tapi dasar nasib, aku sudah berusaha ikut kontak jodoh, kata-kan cinta, sampe ikut pemilihan cover boy, tapi. . .ah mbok tau sendiri sapa juga yang mau sama aku. Duh gusti, apa salahku ini?”
Mbok : “Sudahlah sabar dulu to le……nanti kalo sudah waktunya kamu Pasti menikah. Tuhan itu maha adil.”
Joko Kendil : “Ya, tapi sampai kapan? Sampai kiamat!”
Mbok : “Ya sabar, sabar itu disayang Tuhan. Sudah cepet sana berang-kat nanti keburu siang!”
Joko Kendil : “Ya, mbok aku tak berangkat dulu.”
Mbok : “he eh hati-hati dijalan (berjalan keluar panggung).”
Joko Kendil : “Ku lari ke hutan, kemudian teriakku huaaaaahhhhh…!!!!!!!! Ka……… yu………!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!”
Keesokan harinya semua warga berkumpul di taman kota.
Musik kalau bulan bisa ngomong
Mbok : (lari, sambil menarik-narik Jaka Kendil)
Joko Kendil : (kesal)
Mbok : “Ayo,cepat!”
Joko Kendil : “Ada apa to mbok aku kok ditarik-tarik kayak sapi e…”
Mbok : “Ada woro-woro.”
Joko Kendil : “Woro-woro, mbok?”
Warga desa berbondong-bondong datang ke balai kota.
Ajudan Bupati : (sambil memukul kentongan) tok… tok… tok…
Mbok : Ada apa, ada pengumuman penting. Apa Bupati cari mantu? Walah Ya tha……”
Ajudan Bupati : “Bapak ibu paklek bulik mbah kung mbah uti adik kakak. Woro-
woro bagi jejaka-jejaka yang masih single ada kabar gembira buat kalian. Bupati cari mantu untuk seekor putrinya, eh salah seorang putri sulungnya. Dengan syarat sebagai berikut :
Jejaka tulen
pejantan tangguh
usia belum mencapai ½ abad
berdomisili didesa Kentrung
membayar pendaftaran sebesar 5……rupiah
pendaftaran terakhir ½ jam lagi”.
Mbok : “Ayo daftar,Le…” (sambil menarik-narik Jaka Kendil)
(mbok dan Cantrik keluar panggung)
Mbok noni : “Eh Jo (menghardik) kamu juga ikut sayembara ini gak?
Jaka Kendil : (takut) “ya mbok emangnya kenapa?”
Joko P. Gede : “ha… ha… kamu… ikut…gak salah? Nyalimu gede juga!”
Joko Kendil : “Lho bukannya semua boleh ikut? Apa aku salah?”
Mbok noni & Joko P. Gede : “Ya salah…”
Mbok noni. : “Tau gak, sayembara ini berlaku untuk yang mempunyai wajah gan- teng dan kaya kayak anakku gitu lho…”
Joko P. Gede : “Wajah kayak kamu belum ikut audisi sudah dieliminasi ha…ha…”
Joko Kendil : “Tapi…tapi aku khan gak ganggu kalian kok. Bagaimana? Kalau kita bersaing secara sehat! Mau nggak?”
Joko P. Gede : “He he sapa takut.”
Hari yang dinanti pun tiba.
(ditaman kota)
Bupati : (mondar-mandir) “ajudanku apa semua sudah siap?”
Ajudan Bupati : “siap buk, tinggal teng aja.”
Bupati : “Bagus… bagus… memang kamu sudah bisa diandalkan. Aku nggak mau kalo sampe nanti gatot. Gagal total. Putriku apa kalian udah oche?”
Lena : “Wah…!!!! Udah gak sabar ni, mom!”
Tina : “Cepetan dimulai dong, mom!”
Hesti : “Kira-kira cowok yang jadi pendampingku kayak apa ya? Aku pingin yang tinggi, putih (senyum-senyum). Pokoke jelek-jelek gak papaya… seukuran Brad Pitt gitu,dech…”
Lena: “dah nggak sabar, nih gimana ya calon calon pendamping hidup adik aku!”
Tina : “Ayo dong,mi… Cepet dimulai. Aku juga udah gak sabar pengen liat calon cowonya!”
Bupati : “Ayo ajudan cepetan dimulai.”
Ajudan : “Tenk… tenk… 1…2…3… mulai.”
Akhirnya sayembara pun dimulai.
Pembawa acara : “Kita tampilnya peserta dari kota dingin Kentrung, ia adalah putra
dari Pak Lurah Kentrung. Dia mempunyai kebun seluas 4 hektar.
Inilah Joko Pamungkas Gede…”
Joko P Gede : (bergaya diatas panggung)
Cantrik : “Dan ini peserta selanjutnya. Dia tidak kalah dengan lainnya, dia Memiliki wajah terjelek se desa Kentrung kita sambut Joko Kendil.
Bu Mila : “Huuuuuuhuuuuuuhuuuu………”
Bu Tina : Kok calonnya kayak gitu
sih, huuu
Mbok Noni : Gak pantes banget sih
Joko Kendil ada disitu
Hesti : (tercengang)
Lena : “Siapa tu jelek banget, eh ajudan kenapa orang gila kamu suruh ma
suk ke sini?”
tina : “Dah gitu kucel lagi. Mi, ajudannya kok gak becus?!”
Bupati : “Sudah… sudah…”
Ajudan : “Maap saya memang salah, saya bener-bener gak tau.”
Pengumuman pun tiba.
Pembawa acara : “Setelah menimbang, melihat, dan memilih bibit bobot bebetnya,
akhirnya dituruskan untuk Putri Hesti jatuh pada Joko… joko…
Joko Kendil : Yes, pasti ini aku ( Kegeeran )
Lena : “Siapa tu jelek banget, eh ajudan kenapa orang gila kamu suruh ma
suk ke sini?”
tina : “Dah gitu kucel lagi. Mi, ajudannya kok gak becus?!”
Bupati : “Sudah… sudah…”
Ajudan : “Maap saya memang salah, saya bener-bener gak tau.”
Pengumuman pun tiba.
Pembawa acara : “Setelah menimbang, melihat, dan memilih bibit bobot bebetnya,
akhirnya dituruskan untuk Putri Hesti jatuh pada Joko… joko…
Joko Kendil : Yes, pasti ini aku ( Kegeeran )
Bu Tina : Ya mana mungkin lah kamu
joko kendil
Bu Mila : Bener banget, jangan
ngarep deh
Pembawa acara : Joko Pamungkase
Gede.”
Joko P Gede : (kegirangan)
Joko P Gede : (kegirangan)
Lena : Selamat adikku
Tina : Semoga saja kalian bisa hidup
bahagia selamanya
Hesti : Makasih kaka..
Ajudan : “Dan Joko Kendil mendapat ucapan terima kasih dari bupati dan
ini persembahan untuk Joko Kendil. Dan akhirnya sayembara pun di
tutup.”
Bupati : “Ini Joko Kendil. Ini untukmu. Persembahan terima kasihku untuk-
mu,nak! Semoga bermanfaat… dan terima kasih atas kedatangan
kalian wargaku…”
Putri sulung Bupati tlah menemukan cinta sejatinya. Tetapi Joko Kendil……
Joko Kendil : “Owalah… nasib..nasib… duh Gusti apa salahku? Inilah cinta… deri
tanya tiada pernah berakhir.
Ajudan : “Dan Joko Kendil mendapat ucapan terima kasih dari bupati dan
ini persembahan untuk Joko Kendil. Dan akhirnya sayembara pun di
tutup.”
Bupati : “Ini Joko Kendil. Ini untukmu. Persembahan terima kasihku untuk-
mu,nak! Semoga bermanfaat… dan terima kasih atas kedatangan
kalian wargaku…”
Putri sulung Bupati tlah menemukan cinta sejatinya. Tetapi Joko Kendil……
Joko Kendil : “Owalah… nasib..nasib… duh Gusti apa salahku? Inilah cinta… deri
tanya tiada pernah berakhir.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar