Entri Populer

Senin, 22 Februari 2016

Contoh Text Drama ''Perempuan Di Simpang Tiga''



BABAK I
Di pagi yang cerah, burung-burung berkicau menyambut indahnya hari ini. Begitu pula seorang gadis remaja yang bernama Kemala. Seorang gadis ramah yang memiliki tatapan tajam, tubuh tinggi semampai, dan wajah cantik dengan dua lesung pipit yang selalu hadir disetiap senyumnya. Seperti biasa, Kemala melakukan aktivitas setiap minggu paginya yaitu lari pagi mengengelilingi komplek perumahan sekitar. Saat tiba di simpang 3, ia teringat pesan Nenek Jamilah untuk membeli koran edisi hari ini.
Kemala : Wah, kebetulan ada tukang Koran tuh!
(menghampiri penjual Koran)
Kemala : Bu, beli Koran edisi hari ini ya..
Penjual Koran : Ini de. Rp.5000,- aja.
Kemala : ( Menyodorkan uang ). Makasih bu.
Disaat yang bersamaan, terlihat seorang fotografer tua sedang mencari objek untuk difoto, dan fotografer tua tersebut tidak sengaja menjebret wajah natural Kemala yang sedang membayar Koran yang dibelinya. Kakek tua tersebut pun terkesima dan menghampiri Kemala
Fotografer : Permisi, nak. Tadi kakek sedang iseng foto-foto. Dan kakek tidak sengaja memfoto kamu. Kakek sangat suka dengan mimic wajah naturalmu. (sambil menyodorkan hasil foto Kemala)
Kemala : Wah, bagus, tapi kenapa kakek memoto saya?
Fotografer : jadi begini nak, kakek mau menawarkan kamu untuk jadi model hijab kalender tahun ini.
Kemala : Hah? Model, kek?
Fotografer : Iya, nak. Kakek harap kamu mau menerima tawaran kakek. Oh, iya nama kamu siapa, nak?
Kemala : Nama saya Kemala, kek. Saya nggak bisa mutusin sekarang, kek. Saya harus meminta izin dulu sama Nenek saya dirumah.
Fotografer : Oh, baiklah nak, o iya rumah kita satu kiomplek nak
Kemala: Oh iya? Tapi kenapa saya ga pernah liat kakek?
Fotografer: hehe soalnya kakek baru pindah sekitar dua minggu yang lalu, kakek sering liat kamu lari pagi keliling komlek
Kemala: hehe iya kek, saya memang hobi, oh berarti kakek itu tetangga baru itu ya?
Fotographer: iya nak
Kemala: (bergegas pulang) baiklah kek, saya mau pulang nanti kalau ada kabar tentang tawaran kakek, saya bisa menghubungi kakek


Setelah selesai berbincang-bincang dengan fotographer tua itu, Kemala pun pulang. Sesampainya di depan rumah, Kemala menghampiri Nenek Jamilah yang sedang menyiram tanaman.
Kemala : Selamat pagi, nek. (Sapa Kemala dengan riang)
Nenek Jamilah : Pagi juga, sayang. Kenapa kamu kelihatan senang sekali? (Tanya nenek Jamilah dengan heran)
Kemala : Jadi begini nek, tadi di simpang 3, pas Kemala lagi beli Koran pesanan nenek, Kemala bertemu dengan seorang fotografer tua. Terus, beliau menawarkan pekerjaan untuk jadi model hijab kalender tahun ini, nek.
Nenek : Apa? Seorang Fotografer tua?
Kemala : Iya, nek. Tetangga baru kita itu Boleh kan?
Nenek : tidak, Kemala. Nenek tidak mengizinkan kamu untuk menjadi model.(jawab nenek dengan tegas)
Kemala : Loh, alasannya apa nek?
Nenek : nenek tidak setuju, itu sudah keputusan nenek, sana masuk dan mandi nenek sudah menyiapkan makanan kesukaan kamu (bentak nenek jamilah)
Kemala : baiklah nek, ini Koran pesanannya nek. ( memberi Koran lalu masuk kedalam rumah)

Kemala terus berfikir apa yang membuat Nenek Jamilah sangat membenci Kakek Dimejad hingga melarangnya untuk menjadi model kalender tahun baru. Ia berfikir, bahwa dengan menjadi model akan membantu menambah penghasilannya menjadi guru les privat.
Setelah selesai mandi, Kemala menghampiri Nenek Jamilah yang sedang duduk bersantai di ruang keluarga sambil membaca Koran yang dibeli oleh Kemala tadi pagi.
Kemala : Nenek lagi apa?
Nenek : Lagi santai, sambil baca Koran nih, Kemala.
Kemala : Nek, Ceritain sedikit dong tentang orang tua Kemala..
Nenek : Jadi gini, Kemala. Kamu menjadi anak yatim-piyatu karena ayah ibumu meninggal dunia setelah kecelakaan lalu lintas di Luar kota. Saat itu umur kamu masih 3 tahun.
Kemala : Terus, mengenai Kakek Dullah gimana, nek ?
Nenek : Kakek mu itu adalah lelaki yang rendah hati, pendiam, tapi cerdas dan kritis. Sebagai jurnalis yang berani dan jujur, dia menulis secara kritis pula berdasarkan investigasi yang dilakukannya. Nah, pada masa itu, jurnalis yang kritis dimusuhi. Kakekmu diculik oleh orang yang tidak dikenal. Mungkin sekali karena sikapnya itu. Namun, nenek bangga kepada kakekmu itu.
Kemala : Loh, bangga kenapa nek?
Nenek : Sebab, di massa itu dapat dihitung dengan jari orang yang berani, jujur dan kritis.
Kemala : oh, jadi gitu nek. Nenek yang sabar ya.
Nenek : Iya, Kemala, nenek harap kamu bisa mencontoh perbuatan kakekmu itu. Karena kejujuran adalah bekal pertama di kehidupan sayang.
Kemala: Insya Allah nek, kemala akan berusaha menjadi yang terbaik untuk nenek (memeluk nenek jamilah dengan hangat)

BABAK II
Sabtu malam, setelah shalat isya, Kemala duduk di teras depan rumah. Terlihat dari kejauhan datang pria berbadan besar dan berjalan tergopoh-gopoh. Pria tersebut datang dengan suara batuknya yang mulai terdengar pelan dari kejauhan hingga semakin dekat suara batuk tersebut semakin jelas terdengar.
Kakek Dimejad : Assalamualaikum, nak.
Kemala : Eh, kakek. Walaikum salam. Silahkan duduk, kek?
Kakek : Kamu lagi sbuk ya, Kemala ? (diselingi batuk)
Kemala : Enggak kok, kek. Lagi santai aja nih. Kakek sakit ya?
Kakek dimejad: Enggak kok, Cuma batuk biasa
Kemala: o iya, kakek sudah lama ya jadi fotographer?
Kakek : Iya, nak. Udah sekitar 35 tahun.sejak Usia 25 sampai sekarang 60 tahun.
Kemala : oh gitu, kek. Kakek emang hobby foto-foto ya ?
Kakek dimejad: iya sejak seusia kamu kamu kakek sering bermimpi menjadi seorang fotographer terkenal
Kemala: lalu kek?
Kakek dimejad: kakek terus mengasah kemampuan kakek hingga sekarang
Kemala: wau berarti kakek sudah professional dong?
Kakek dimejad: tidak, di atas langit masih ada langit nak
Kemala: kakek sering ikut kompetisi foto?
Kakek dimejad: bukan sering, hanya di beberapa kesempatan, dan Alhamdulillah kakek berhasil
Kemala: wau kakek hebat
Kakek dimejad: dulu kakek sempat menjadi wartawan, namun karena usia dan kondisi fisik kakek yang sudah tidak mendukung, sekarang kakek hanya focus untuk fotographer saja
Kemala: wau kakek adalah seorang pekerja keras
Kakek dimejad: itulah mak, karena kakek pernah memaca  kesuksesan itu bukan seberapa besar kamampuan kita tapi orang yang sukses itu adalah orang yang terus berusaha dengan gigih
Kemala: makasih banyak motivasinya ya kek
Kakek : Iya, nak. Udah malam nih, kakek gak enak sama nenek kamu. Kakek pulang dulu ya. Assalamualaikum.
Kemala : Walaikumsalam, kek.
            Tanpa disadari bahwa nenek jamilah berada di balik jendela dan mendengar semua perbincangan kemala dengan ahmad dimejad. Saat setelah ahmad dimejad beranjak dari teras nenek jamilah keluar
Nenek jamilah: benar benar tidak tau malu, orang yang menceritakan kesuksesannya di masa lalu adalah orang yang gagal di masa sekarang
Kemala: astaghfirullah, kenapa nenek begitu membeci kakek fotographer itu? Kakek itu adalah orang yang baik dan ramah pada semua orang, beliau juga sering membantu masyarakat yang membutuhkan nek
Nenek jamilah: Kamu baru kenal dia beberapa hari kemala, itu hanya di luarnya saja sebagai pencitraan. Sudah jangan membantah nenek cepat masuk ke dalam dan tidur

Mendengar perkataan nenek jamilah, kemala sangat sedih. Kesalahan sebesar apa yang membuat nenek jamilah begitu membenci ahmad dimejad. Kemala semakin penasaran karena tidak mungkin neneknya membenci seseorang tanpa suatu alasan.

BABAK III
Minggu pagi, seperti biasa, Kemala lari pagi mengelilingi komplek perumahan. Tiba di depan rumah Kakek Dimejad, terlihat banyak orang dan mobil-mobil mewah di depan rumah Kakek Dimejad, dan bendera kuning berkibar di depan rumah beliau. Kemala terkejut, ternyata Kakek Dimejad telah meninggal dunia., penyebabnya tidak lain adalah penyakit TBC yang telah lama diderita oleh beliau.
Kemala: ada apa bu?
Pelayat: ahmad dimejad meninggal dunia nak
Kemala: hah beneran bu? Kapan meninggalnya
Pelayat: dinihari pukul 03.00
Kemala : innalillahi wa inna illahi rajiun jadi, kakek dimejad sudah meninggal dunia. (ucap kemala, sambil beranjak menuju rumhnya)
Setelah pulang ke rumah, Kemala menghampiri Nenek Jamilah yang duduk di ruang keluarga.
Kemala : Nek, Kakek Dimejad telah meninggal dunia.
Nenek : Kamu serius, kemala? (Tanya nenek dengan rasa tidak percaya)
Kemala : Beneran, nek. Tadi di depan ruma beiau ada bendera kuning dan banyak orang-orang yang ngelayat.
Nenek : Innalillahi wainnailaihiroji’un. Yaudah, sekarang kamu siap-siap kita ngelayat kerumah beliau.
Kemala : Iya, nek.
Setelah pergi melayat ke rumah Kakek Dimejad dan dalam perjalanan, menuju rumah, Kemala bertanya-tanya kepada nenek mengenai kakek dimejad.
Kemala : Nek, Kemala boleh Tanya ga?
Nenek : Tanya apa Kemala?
Kemala : Sebenarnya, apa yang dilakukan kakek dimejad kepada nenek sehingga nenek kelihatan begitu membenci kakek dimejad?
Nenek : Dia tidak melakukan apa-apa kepadaku.
Kemala : lantas, mengapa nenek tidak menyukainya?
Nenek : Jadi gini, Nama lengkap fotografer tua itu adalah Ahmad Dimejad. Semasa muda, ia dan kaekmu bersahabat,. Ketika orang-orang politik mengelompokkan masyarakat terkotak-kotak, hubungan Ahmad Dimejad denga kakekmujadi renggang. Bahkan, kedua orang yang semula sohib itu jadi bersebrangan. Terakhir, ahmad Dimejad memfitnah kekekmu, katanya kakekmu yang kritis dan revolusioner itu adalah kader PKI hingga akhirnya kakekmu diculik oleh orang tidak dikenal.
Kemala : Oh, jadi gitu ceritanya nek.
Nenek : Iya, Kemala. Tapi sekarang nenek sudah memaafkan dan mengikhlaskan kakek dimejad.
Kemala: syukurlah kemala fikir nenek masih dendam pada kakek dimejad
Nenek: tidak kemala, nenek tidak mungkin memiliki sifat dendam, walaupun nenek masih belum bisa menerima keberadaannya seperti sedia kala.

Setelah mendengar sekilas mengenai Kakek Dimejad terjawablah sudah hal yang membuat Kemala penasaran. Namun, ia tetap lega karena Neneknya tidak dendam kepada Kakek Dimejad. Dan Kakek Dimejad telah pergi meninggalkan dunia bersama maaf dan keikhlasan nenek jamilah.



Properti :
1.      Kerudung hitam
2.      Baju olah raga
3.      Kaca mata hitam
4.      Koran
5.      Buku kecil ( surat yasin )
6.      Pot bunga
7.      Kamera
8.      Jajanan ( penjual makanan )
9.      Sarung
10.  Tulisan org meniggal & Foto kakek dimejad
11.  Foto yola
12.  Handuk kecil ( jogging )
13.  Penyiram tanaman
14.  Kaca mata ( nenek )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar